ARTIKEL KESEHATAN - Borderline Personality Disorder. Pengertian Borderline Personality Disorder (BPD) ini merujuk pada suatu gangguan psikologis yang berkaitan dengan kepribadian. Gangguan ini sebenarnya telah muncul pada usia remaja atau masa pubertas. Sebenarnya anak-anak yang mudah marah bisa menjadi salah satu indikasi atau bibit-bibit kemunculan BPD. Namun gangguan ini tidak dikenali pada awalnya sehingga cenderung dikesampingkan. Setelah bertahun-tahun, gangguan psikologis ini bisa meluap.
Karakteristik
Ada beberapa ciri yang menandai BPD. Biasanya, seseorang yang mengalami BPD mempunyai stabilitas emosi yang fluktuatif. Terkadang mereka mengganggap diri mereka baik, dan mampu bersikap positif, namun terkadang pula menganngap diri mereka buruk. Suasana hati sangat mudah berubah sewaktu-waktu.. Terkadang ciri ini juga bersamaan dengan ganggun bipolar.
Bahkan emosi penyandang BPD cenderung meledak-ledak dan membenci orang-orang yang dianggap "normal". Emosi yang mereka tunjukkan sebenarnya tidak ditujukkan untuk menyakiti orang lain, tetapi lebih sering sebagai pelampiasan kondisi depresi. Secara tidak langsung, perilaku buruk berupa perilaku buruk berupa emosi yang meledak-ledak dianggap sebagai pelampiasan dari luka hati yang dialami.
Penyandang BD biasanya mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini karena sifat penyandang BPD yang sering kali terlalu sensitif dan tidak bisa menerima kenyataan yang pahit. Selain itu, penyandang BPD terkesan memiliki sifat yang posesif. Sikap lain yang terkadang muncul yaitu adiktif atau kompulsif. Inilah yang memicu penyandang BPD lebih mudah terjerumus pada perilaku kecanduan pada bat-obatan terlarang atau minuman keras.
Alasan lain yang menghambat interaksi penyandang BPD dengan lingkungan yakni kecenderungan penyandang untuk menghindari orang lain atau mendefinisikan orang lain dalam posisi hitam-putih atau benar-salah. Penilaian ini muncul di benak penyandang BPD berdasarkan pengalaman mereka misalnya trauma, kekecewaan, pengabaian, dan penghianatan. Akibatnya, orang lain pun dianggap sebagai sebuah benda atau objek tertentu, tetapi bukan satu sosok. Hal ini mendorong perilaku penyandang BPD yang menganggap orang lain sebagai objek dari kegembiraan, kemarahan, kebencian, atau justru cinta.
Menurut psycologytoday.com, sebenarnya BPD terbagi menjadi dua karakter utama, yakni agresif dan pendiam. Agresif identik dengan perilaku yang mudah stres, gelisah, menanggapi penolakan dengan kemarahan, memiliki kecenderungan bertindak kekerasan, serta self-directed, atau justru object-directed.
Sementara itu, karakter pendiam ditandai dengan menganggap diri sendiri sebagai korban kekerasan atau berpotensi menjadi korban dalam sebuah persepsi sosial yang kurang tepat. Selain itu, menarik diri dan tidak menunjukkan emosi, serta tidak ingin berpartisipasi dalam aksi tanggung jawab meskipun penyebab masalah adalah diri mereka sendiri.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Namun diperkirakan faktor pola asuh yang kurang tepat, pelecehan, dan faktor genetik turut andil dalam kemunculan BPD. Faktor-faktor ini terakumulasi dalam waktu yang lama dan muncul dalam emosi yang bisa meledak sewaktu-waktu setelah bertahun-tahun. Penanganannya membutuhkan pendampingan psikologis. Masih dalam sumber yang sama, penanganan BPD bisa dalam bentuk terapi energi untuk mengurangi kecenderungan kemarahan. Sementara psikoedukasi diperlukan untuk mengolah emosi dengan sehat dan sikap intoleransi dari keluarga saat emosi meledak-ledak dari penyandang BPD muncul.
Namun yang paling penting yaitu dukungan dari orang-orang sekitar penyandang BPD yang penuh kasih sayang. Saat penyandang BPD merasa nyaman dan dicintai, saat itulah ia merasa lebih baik dan terkendali.
Semoga bermanfaat. Amin...
Semoga bermanfaat. Amin...
Rasakan Kenikmatan Pijat Tradisional yang Menyegarkan di Bandung!
Layanan Panggilan Tersedia!
Hubungi WhatsApp 0812-2358-2854