Pijat Tradisional di Bandung Bisa Dipanggil 0812-2358-2854 (WA Only)

Adsense

Mengenali Faktor Penyebab Kista

Mengenali Faktor Penyebab Kista
ARTIKEL KESEHATAN - Kista. Masalah reproduksi sering kali menghantui perempuan, terutama penyakit kista. Kista menjadi sangat menakutkan, karena sebagian besar perempuan percaya bahwa kista menyebabkan kemandulan pada perempuan. Namun bagaimanakah pemicu kista itu sebenarnya?

Kista merupakan tumor jinak yang sering ditemui pada organ reproduksi perempuan. Bentuk kista beragam, ada yang berbentuk kristik, berisi cairan kental, dan ada juga yang berbentuk anggur. Kista yang juga termasuk tumor jinak ini terbungkus selaput semacam jaringan yang menyebabkan kumpulan sel-sel tumor yang terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya shingga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Umumnya kista sering diderita oleh perempuan antara usia subur dengan usia 20-30 tahun maupun usia menopause dengan usia rata-rata 40 tahun. Kista yang paling sering dijumpai oleh perempuan adalah kista yang terletak pada ovarium atau indung telur. Penybab terjadinya kista ovarium ini disebabkan adanya gangguan pembentukan hormon yang terdapat pada hipotalamus dan indung telur itu sendiri.



Pemicu dan Gejala

Setiap perempuan mempunyai dua ovarium yang dapat menyimpan dan melepaskan telur, yang setiap bulan menghasilkan sel telur. Proses ini dinamakan menstruasi. Adapun fakto yang bisa mengembangkan kista ovarium diantaranya faktor keturunan dari garis perempuan, siklus menstruasi tidak teratur, lemak berlebihan pada tubuh, ketidakseimbangan hormon, menstruasi lebih awal, atau melakukan terapi tamoxifen untuk terapi kanker payudara.

Untuk kista ovarium biasanya memang tidak menimbulkan gejala yang terlihat. Hanya saja penderita yang mengalami gejala seperti kram atau nyeri yang amat sakit di perut bagian bawah yang sering datang dan hilang. Nyeri haid yang luar biasa hingga terasa di pinggang, bahkan kaki pada saat menstruasi, siklus haid yang tidak teratur, mual dan muntah, serta rasa nyeri, bahkan keluar bercak darah dari vagina bisa jadi gejala umum terjadinya kista.

Saat kista masih berukuran kecil, biasanya penderita tidak merasakan gejala apapun. Namun jika kista ini membesar akan menimbulkan nyeri yang amat sangat sehingga kadang menyebabkan perut penderita membuncit, sakit pinggang, dan rasa sakit pada saat berhubungan badan.

Jika terdapat gejala tersebut, penderita bisa melakukan pemerikasaan lebih lanjut ke dokter kandungan, di mana penderita akan menjalani pemeriksaan USG, kolposkopi screening, dan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya tumor pada indung telur. Bila diperlukan, dianjurkan pula untuk melakukan pemeriksaan darah dan hematologi.

Mencegah dan Mengobati

Untuk penderita yang ingin bebas dari kista, penderita perlu menjaga berat badan, dengan mengatur pola makan serta olehraga teratur. Umumnya kista ovarium akan menghilang dengan sendirinya antara 1-3 bulan. Tapi meski demikian, perlu diaakan pengawasan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Jika tidak ada masalah yang mengganggu, kista bida diabaikan, karena akan mengecil dengan sendirinya.

Penting dilakukan pemeriksaan USG, sebab dengan pemeriksaan secara rutin akan menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG bisa dilihat bagaimana perkembangan pertumbuhan kista ovarium. Jika memang kista tersebut tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat peregangan, disarankan untuk melakukan pengangkatan kista.

Demikian.
Semoga bermanfaat. Amin..
Rasakan Kenikmatan Pijat Tradisional yang Menyegarkan di Bandung!
Layanan Panggilan Tersedia!
Hubungi WhatsApp 0812-2358-2854

Mengatasi Herpes Pada Anak

herpes pada anak
ARTIKEL KESEHATAN - Herpes. Penyakit herpes adalah penyakit kulit yang umumnya disebabkan oleh virus. Padahal penyebab utama pernyakit herpes adalah infeksi virus. Biasanya, anak yang menderita penyakit yang satu ini ditandai dengan rasa tidak enak pada badan, seperti demam, nyeri, pegal-pegal, dan terkadang juga disertai dengan sesak napas.

Penyakit herpes merupakan salah satu penyakit yang banyak di derita anak-anak, sehingga perlu diwaspadai oleh para orang tua. Dalam hal ini, herpes dibagi menjadi 2, yakni herpes zoster dan herpes simpleks.

Bisa Menular

Herpes yang banyak diderita oleh anak-anak adalah herpes zoster. Penyakit ini mirip cacar air yang menimbulkan gelembung-gelembung pada kulit berwarna merah kecoklatan. Jika dibiarkan, gelembung-gelembung tersebut bisa menimbulkan infeksi kulit, terutama setelah pecah. Penyakit ini bisa menular melalui kontak mata dengan penderita serta sentuhan pada bagian yang terinfeksi.

Pertolongan pertama bagi pasien yang terserang penyakit ini adalah dengan memberikan pengobatan antinyeri dan antivirus, lalu dibawa ke dokter untuk mendapatkan peeriksaan lebih lanjut.

Pencegahan dan pengobatan

Penularan herpes yang disebabkan oleh bakteri yang ada di permukaan kulit. Bakteri tersebut akan mudah masuk melalui celah kulit. Terkadang, anak menggaruk kulit tersebut hingga terluka sehingga hal tersebut membuat bagian tubuhyang lain terkena infeksi. Jika anak mengeluh merasa nyeri lebih baik diberi salep antibiotik saja, tidak perlu digaruk.

Untuk mencegah penularan ke orang lain, penderita harus diisolasi, yakni ditempatkan di kamar tersendiri dengan ventilasi cukup baik, sejuk dan tidak banyak dikunjungi anak lain hingga seminggu atau selama proses pengobatan hingga penyembuhan usai. Penderita juga tidak boleh mengkonsumsi makanan yang berlemak, telur, ikan laut, dan tomat.

Untuk mencegah terserangnya anak oleh herpes, diupayakanuntuk terus meningkatkan daya tahan tubuh anak, karena cara ini tetap dinilai efektif sebagai langkah pencegahan karena daya tahan tbuh yang akan befungsi untuk melawan virus-virus dalam tubuh.

Demikian.
Semoga bermanfaat. Amin..

Rasakan Kenikmatan Pijat Tradisional yang Menyegarkan di Bandung!
Layanan Panggilan Tersedia!
Hubungi WhatsApp 0812-2358-2854

Teh Putih - Berkhasiat Mencegah Flu Burung

teh putih / white tea
MENU SEHAT - Teh Putih. Mungkin belum banyak dari Anda yang pernah mendengar bahwa ada sebuah varietas teh bernama teh putih atau white tea. Teh ini memang baru dikenal dikalangan pecinta teh. Varian ini didapat dari pucuk daun teh muda yang dipetik setiap 14 hari. Pucuk muda ini masih diselimuti bulu-bulu halus. Jika mengering, pucuk ini berubah warna menjadi putih. Selain pucuk-pucuk muda daun teh yang jumlahnya sedikit, tidak semua pucuk daun teh bisa dijadikan sebagai teh putih.

Teh kelas premium ini diproses melalui pelayuan dan pengeringan dengan sinar matahari setelah pemetikan. Pelayuan dilakukan selama 3 hari di ruangan khusus. Daun-daun teh ditata sedemikian rupa pada rak di bangunan yang atapnya terbuat dari kaca fiber.

teh putih / white tea
Proses produksi yang minim ini membuat teh putih mengandung antioksidan polifenol paling tinggi diantara eh lainnya. Teh putih ini sangat baik untuk kesehatan. Selain bisa mencegah mutasi sel penyebab kanker, juga memapu menangkal radikal bebas, menurunkan kolesterol, menurunkan tekanan darah, melindungi jantung dan menurunkan kadar gula darah. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara, teh putih memiliki antioksidan tertinggi di dunia yang bisa bermanfaat sebagai pencegah penyakit flu burung pada manusia. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian lebih lanjut dengan Avian Influenza Research Center Universitas Airlangga (AIRC - UNAIR), Surabaya. Jika diseduh dengan air panas, warnanya bening kehijauan. Aromanya wangi dan menyegarkan. Rasa pahitnya mirip dengan teh hijau, tapi lebih lembut.

Yang menarik adalah harganya yang fantastis. Setiap kilogram pucuk teh putih yang telah diolah dihargai Rp.1,4 juta hingga Rp.2,7 juta. Variasi harga beragam, tergantung kualitasnya, ada grade A, B, dan C yang termurah. Harganya menarik. Khasiatnya juga menawan.. Tertarik?

Semoga bermanfaat. Amin..

Rasakan Kenikmatan Pijat Tradisional yang Menyegarkan di Bandung!
Layanan Panggilan Tersedia!
Hubungi WhatsApp 0812-2358-2854



Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Anak

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Anak
ARTIKEL KESEHATAN -ISPA. Batuk, pilek, sakit tenggorokan dan ingusan sering menyerang anak-anak dan dianggap tidak berbahaya. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus, batuk dan pilek merupakan suatu pertanda penyakit yang lebih berbahaya, seperti pneumonia dan tuberkulosis.

Di dunia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi penyebab kematian dari jutaan anak balita. Di Indonesia, ISPA menjadi penyebab kematian anak balita dan bayi dengan tingkat persentasi tidak kurang dari 30% tiap tahunnya. Sebuah angka yang tidak sedikit bukan?

Pneumonia dan Tuberkulosis

Terkadang batuk dan pilek menjadi pertanda masalah serius. Anak yang napasnya terengah-engah atau sesak, kemungkinan terkena pneumonia atau juga tuberkulosis, yaitu infeksi pada paru-paru. Penyakit ini berbahaya, dan anak yang mengalaminya harus segera mendapat perawatan di puskesmas.

Pada umumnya batuk-batuk, pilek, sakit tenggorokan dan ingusan bisa sembuh tanpa diobati. Tapi kadang penyakit tersebut merupakan pertanda pneumonia yang memerlukan pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik pada anak yang menderita pneumonia dan tuberkulosis  harus sesuai petunjuk dokter atau petugas kesehatan dan harus diberikan sampai habis.

Ciri anak mengalami gejala pneumonia juga tuberkulosis diantaranya :
  • Anak bernapas lebih cepat dari biasanya. Untuk anak berumur kurang dari 2 bulan 60 kali/menit atau lebih. Anak usia 2-12 bualn 50 kali/menit atau lebih. Anak usia 12 bulan - 5 tahun 40 kali/menit atau lebih.
  • Anak mengalami kesulitan bernapas.
  • Saat bernapas terlihat berat. iasanya napak dari gerakan dada bagian bawah yang tertarik ke atas atau gerakan perut naik turun.
  • Anak terserang batuk selama lebih dari dua minggu.
  • Anak kesulitan minum.
  • Anak sering muntah
Jika Anda menemukan gejala tersebut pada anak Anda, secepatnya Anda ambil tindakan dengan membawa anak ke petugas kesehatan.

Penyebab

ISPA ini dialami penderita karena banyak faktor. Namun secara garis besar, penyebab utama adalah udara yang dihirup oleh penderita tidaklah sehat. Kebiasaan merokok, baik secara pasif apalagi aktif, asap pembakaran sampah, atau juga debu.

Dari semua itu, asap rokok sering dituding sebagai penyebab paling tinggi. Hal ini memang berbanding sempurna dengan tingkat kesadaran masyarakat terutama para perokok aktif. Mereka ini sering menyalakan rokok tanpa memperhatikan kondisi sekelilingnya.

ASI Bisa Mengurangi Resiko

Penelitian membuktikan sebuah temuan yang menarik. Ternyata pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai sekurang-kurangnya 4 bulan pertama dan memberikan makanan bergizi dan imunisasi lengkap pada bayi bisa membantu mencegah pneumonia pada bayi.

Penanganan pertama

Anak yang batuk dan pilek harus dijaga agar tetap hangat dan diberi makan dan minum yang banyak. Suhu badan bayi mudah turun. Oleh karena itu, perlu dijaga agar tetap hangat jika mereka batuk dan pilek.

Anak-anak yang batuk, pileh dan ingusan atau sakit tenggorokan yang napasnya normal bisa dirawat di rumah dan mungkin sembuh tanpa obat. Mereka harus tetap dijaga agar tetap hangat tapi tidak berlebihan dan diberi makan dan minum yang banyak.

Anak yang demam tinggi sebagiknya dikompres dengan air yang tidak terlalu dingin. Di daerah sebaran alaria, demam bisa merupakan hal yang berbahaya. Oleh karena itu, anak tersebut harus segera diperiksa oleh petugas kesehatan.

Hidung anak yang pilek atau batuk harus sering dibersihkan, terutama sebelum anak makan atau tidur. Udara yang lembab memudahkan pernapasan dan akan sangat membantu bila anak tersebut menghirup hawa dari semangkuk air hangat.

Anak yang masih menyusui dan terkena batuk atau pilek harus tetap dibesi ASI. Pemberian ASI membantu memerangi penyakit dan penting bagi petumbuhan anak. Jika anak tidak bisa menyusui, maka ASI diperas ke dalam mangkuk yang bersih kemudian disuapkan.

Anak yang tidak diberi ASI harus sering diberi makan dan minum sedikit demi sedikit. Jika sudah sembuh, anak tersebut harus tetap diberikan makanan dan minuman tambahan setidaknya selama 1 minggu. Penderita belum bisa dianggap sembuh jika berat badannya belum bisa kembali seperti keadaan sebelum sakit.

Demikian.
Semoga bermanfaat. Amin..

Rasakan Kenikmatan Pijat Tradisional yang Menyegarkan di Bandung!
Layanan Panggilan Tersedia!
Hubungi WhatsApp 0812-2358-2854

Mengenal Sindroma Ovarium Polikistik

Sindrom Ovarium Polikistik
ARTIKEL KESEHATAN - SOPK. Sulit hamil menjadi permasalahan bagi sejumlah pasangan. Ada banyak penyebabnya, sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah salah satu yang sering ditemui dan banyak dibicarakan. Mengenali dan menanganinya secara dini pun menjadi penting, karena SOPK tidak hanya mengenai persoalan fertilitas, tapi diduga juga berhubungan dengan perkembangan beberapa penyakit kronik.

SOPK adalah kumpulan gejala dan tanda sebagai imbas dari kelainan keseimbangan sistem endokrin pada perempuan. Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli. Tapi, sampai sekarang penjelasan mengenai penyebab dan mekanisme dari SOPK masih belum pasti. Penelitian mengenai SOPK terus berkembang. Dugaan kuat adanya gangguan fungsi ovarium (indung telur), aksi hipotalamus pituitary, hingga aktivitas insulin memiliki keterlibatan dari perjalanan sindroma ini.

Ovarium, Folikel, dan Ovarium Polikistik

Permpuan memiliki 2 ovarium, kiri dan kanan. Setiap satu ovarium memiliki jutaan primordial (bakal sel telur), yang pada pematangannya akan membentuk folikel. Setiap satu bulan beberapa folikel akan membesar kemudian matang, lalu pecah. Folikel yang matang berukuran 18-25 mm. Pecahnya folikel akan menetaskan ovum. Ovum ini kemudian meninggalkan ovarium untuk siap dibuahi. Proses ini disebut ovulasi.

Pada SOPK, yang dimaksud ovarium polikistik adalah berupa pertemuan 12 folikel atau lebih di setiap ovarium, berdiameter 2-9 mm. Pada monitor ultrasonografi, folikel-folikel yang belum matang ini menyerupai struktur kista. Selain berdampak pada keberhasilan ovulasi, gangguan maturasinya mengakibatkan folikel-folikel ini terus menerus menghasilkan estrogen. Hormon ini bertanggung jawab mmpengaruhi pertumbuhan sel-sel endometrium, yang jika trus menerus diproduksi akan menyebabkan dinding rahim menjadi sangat tebal (hiperplasia endometrium).

Tapi tidak semua ovarium polikistik yang termonitor berpotensi menyebabkan gangguan. Temuan ini perlu disertai dengan gejala dan tada-tanda klinis. Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan sesuai kebutuhan.

Keragaman gejala

Aibat gangguan keseimbangan hormonal, gejala dan tanda SOPK bersifat polimorfik dan sistemik. Perempuan dengan SOPK akan mengalami keragaman bentuk gejala dan tanda, spektrumnya luas, dan melibatkan banyak faktor. Faktor genetik juga termasuk sebagai salah satu penyebabnya. Kebanyakan perempuan dengan SOPK memiliki kerabat sedarah yang juga mengalami kelhan yang sama.

Iregularitas menstruasi yang tidak terprediksi, misalnya. Perempuan dengan SOPK bisa saja mengalami peningkatan jumlah darah dan lamanya periode siklus, bahkan tidak mens sama sekali. Gangguan keseimbangan hormon reproduksi berperan atsa kondisi ini, puncaknya jika perempuan dengan SOPK mengalami oligo atau anovulasi (kegagalan ovulasi), juga lingkungan rahim yang tidak ramah bagi penanaman bakal janin.

Kegemukan juga terjadi pada kebanyaka perempuan dengan SOPK. Namun, ada juga yang tidak.Selain itu, tumbuh rambut berlebih pada bagian tertentu seperti muka, dada, perut, dan paha atas, menjadi temuan bermakna. Kemunculan jerawat yang tidak berpengaruh pada pengobatan dan kulit yang nampak berminyak, terutama di bagian wajah juga menjadi indikasi. Resistansi insulin dan kelebihan hormon laki-laki brtanggung jawab atas hal ini.

Dikatakan resistansi insulin jika sel-sel tubuh tidak berespon terhadap insulin, sehingga tidak menghasilkan efek kerja dari hormon ini. Insulin yang bertanggung jawab atas pengaturan kadar gula dalam darah, resistansinya menyebabkan peningkatan nafsu makan dan mempengaruhi kinerja hormon lainnya. Sementara itu, selain menyebabkan pertumbuhan rambut dan jerawat berlebih, hiperandrogen juga mempengaruhi pematangan ovum.

Selain secara klinis, konfirmasi resistansi insulin dan hiprandrogenisme, juga dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium darah. Pemeriksaan kadar hormon LH, FSH, testoteron, dan androstenedion, menjadi tolak ukura dalam keadaan hiperandrogenisme secara laboratorium, sedangkan pemeriksaan gula darah untuk mengkonfirmasi resistansi insulin.

Resistansi insulin berhubungan dengan peningkatan resiko enyakit diabetes melitus dan dislipidemia, yang pada perkembangannya bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular dan sindroma metabolik. Selain infertilisasi, hiperplasia endometrium juga bisa meningkatkan resiko kanker endometrium. Aspek psikologis yang juga dipengaruhi oleh stabilisasi hormonal juga akan terganggu, dalam jangka panjang menyebabkan SOPK juga mudah depresi, cemas, dan stres.

Menangani SOPK secara dini

Kebanyakan perempuan menyadari gejala SOPK di usia sekitar 20-an, ketika siklus menstruasi mereka terganggu, belum mens, bahkan sulit hamil padahal sudah lama berpasangan. Namun penetapan seseorang mengalami SOPK tidak bisa hanya dengan membaca pertanda itu saja. Kriteria Rotterdam berupa oligo atau anovulasi, dengan klinis iregularitas menstruasi; hiperandrogenisme, dan gambaran ovarium polikistik pada pemeriksaan ultrasonografi, telah diimplikasikan secara luas. Dibutuhkan minimal 2 dari kriteria tersebut, tanpa kelainan endokrinologis lainnya, untuk menetapkan diagnosis SOPK.

Padahal dengan mengenali secara dini, penanganan segera yang diberikan bisa mengurangi resiko-resiko lanjutan yang mungkin terjadi. Ada banyak pendekatan dalam menangani kelainan ini. Modifikasi pola hidup dengan memperhatikan keseimbangan nutrisi, berolahraga, tidak merokok, dan meditasi menjadi bagian penting dari penanganan SOPK.

Pengobatan yang diberikan bersifat pertimbangan, diberikan secara bertahap. Hal ini bertujuan menyeimbangkan kekacauan hormonal yang terjadi. Medikamentosa yang digunakan berupa pil kontrasepsi, obat antideabetes, dan antiandrogen. Perempuan dengan SOPK yang menopause atau yang tidak mengingnkan kehamilan bisa menggunakan oophorektomi atau histerektomi.

Permasalahan infertilitas ditangani melalui beberapa cara. Pemilihan pengobatan seperti obat perangsang telur perlu mendapat saran dari ahli kesehatan. Alternatif lain bisa melalui tindakan operasi, atau juga bayi tabung. Satu yang perlu diingat, sertakanlah pasangan Anda dalam setiap pengambilan keputusan.

Semoga bermanfaat. Amin.

Rasakan Kenikmatan Pijat Tradisional yang Menyegarkan di Bandung!
Layanan Panggilan Tersedia!
Hubungi WhatsApp 0812-2358-2854