google.com, pub-7049760468619734, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Mengenal Sindroma Ovarium Polikistik ~ Pijat Segar Bandung
Pijat Tradisional di Bandung Bisa Dipanggil 0812-2358-2854 (WA Only)

Mengenal Sindroma Ovarium Polikistik

Sindrom Ovarium Polikistik
ARTIKEL KESEHATAN - SOPK. Sulit hamil menjadi permasalahan bagi sejumlah pasangan. Ada banyak penyebabnya, sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah salah satu yang sering ditemui dan banyak dibicarakan. Mengenali dan menanganinya secara dini pun menjadi penting, karena SOPK tidak hanya mengenai persoalan fertilitas, tapi diduga juga berhubungan dengan perkembangan beberapa penyakit kronik.

SOPK adalah kumpulan gejala dan tanda sebagai imbas dari kelainan keseimbangan sistem endokrin pada perempuan. Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli. Tapi, sampai sekarang penjelasan mengenai penyebab dan mekanisme dari SOPK masih belum pasti. Penelitian mengenai SOPK terus berkembang. Dugaan kuat adanya gangguan fungsi ovarium (indung telur), aksi hipotalamus pituitary, hingga aktivitas insulin memiliki keterlibatan dari perjalanan sindroma ini.

Ovarium, Folikel, dan Ovarium Polikistik

Permpuan memiliki 2 ovarium, kiri dan kanan. Setiap satu ovarium memiliki jutaan primordial (bakal sel telur), yang pada pematangannya akan membentuk folikel. Setiap satu bulan beberapa folikel akan membesar kemudian matang, lalu pecah. Folikel yang matang berukuran 18-25 mm. Pecahnya folikel akan menetaskan ovum. Ovum ini kemudian meninggalkan ovarium untuk siap dibuahi. Proses ini disebut ovulasi.

Pada SOPK, yang dimaksud ovarium polikistik adalah berupa pertemuan 12 folikel atau lebih di setiap ovarium, berdiameter 2-9 mm. Pada monitor ultrasonografi, folikel-folikel yang belum matang ini menyerupai struktur kista. Selain berdampak pada keberhasilan ovulasi, gangguan maturasinya mengakibatkan folikel-folikel ini terus menerus menghasilkan estrogen. Hormon ini bertanggung jawab mmpengaruhi pertumbuhan sel-sel endometrium, yang jika trus menerus diproduksi akan menyebabkan dinding rahim menjadi sangat tebal (hiperplasia endometrium).

Tapi tidak semua ovarium polikistik yang termonitor berpotensi menyebabkan gangguan. Temuan ini perlu disertai dengan gejala dan tada-tanda klinis. Pemeriksaan penunjang lainnya dilakukan sesuai kebutuhan.

Keragaman gejala

Aibat gangguan keseimbangan hormonal, gejala dan tanda SOPK bersifat polimorfik dan sistemik. Perempuan dengan SOPK akan mengalami keragaman bentuk gejala dan tanda, spektrumnya luas, dan melibatkan banyak faktor. Faktor genetik juga termasuk sebagai salah satu penyebabnya. Kebanyakan perempuan dengan SOPK memiliki kerabat sedarah yang juga mengalami kelhan yang sama.

Iregularitas menstruasi yang tidak terprediksi, misalnya. Perempuan dengan SOPK bisa saja mengalami peningkatan jumlah darah dan lamanya periode siklus, bahkan tidak mens sama sekali. Gangguan keseimbangan hormon reproduksi berperan atsa kondisi ini, puncaknya jika perempuan dengan SOPK mengalami oligo atau anovulasi (kegagalan ovulasi), juga lingkungan rahim yang tidak ramah bagi penanaman bakal janin.

Kegemukan juga terjadi pada kebanyaka perempuan dengan SOPK. Namun, ada juga yang tidak.Selain itu, tumbuh rambut berlebih pada bagian tertentu seperti muka, dada, perut, dan paha atas, menjadi temuan bermakna. Kemunculan jerawat yang tidak berpengaruh pada pengobatan dan kulit yang nampak berminyak, terutama di bagian wajah juga menjadi indikasi. Resistansi insulin dan kelebihan hormon laki-laki brtanggung jawab atas hal ini.

Dikatakan resistansi insulin jika sel-sel tubuh tidak berespon terhadap insulin, sehingga tidak menghasilkan efek kerja dari hormon ini. Insulin yang bertanggung jawab atas pengaturan kadar gula dalam darah, resistansinya menyebabkan peningkatan nafsu makan dan mempengaruhi kinerja hormon lainnya. Sementara itu, selain menyebabkan pertumbuhan rambut dan jerawat berlebih, hiperandrogen juga mempengaruhi pematangan ovum.

Selain secara klinis, konfirmasi resistansi insulin dan hiprandrogenisme, juga dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium darah. Pemeriksaan kadar hormon LH, FSH, testoteron, dan androstenedion, menjadi tolak ukura dalam keadaan hiperandrogenisme secara laboratorium, sedangkan pemeriksaan gula darah untuk mengkonfirmasi resistansi insulin.

Resistansi insulin berhubungan dengan peningkatan resiko enyakit diabetes melitus dan dislipidemia, yang pada perkembangannya bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular dan sindroma metabolik. Selain infertilisasi, hiperplasia endometrium juga bisa meningkatkan resiko kanker endometrium. Aspek psikologis yang juga dipengaruhi oleh stabilisasi hormonal juga akan terganggu, dalam jangka panjang menyebabkan SOPK juga mudah depresi, cemas, dan stres.

Menangani SOPK secara dini

Kebanyakan perempuan menyadari gejala SOPK di usia sekitar 20-an, ketika siklus menstruasi mereka terganggu, belum mens, bahkan sulit hamil padahal sudah lama berpasangan. Namun penetapan seseorang mengalami SOPK tidak bisa hanya dengan membaca pertanda itu saja. Kriteria Rotterdam berupa oligo atau anovulasi, dengan klinis iregularitas menstruasi; hiperandrogenisme, dan gambaran ovarium polikistik pada pemeriksaan ultrasonografi, telah diimplikasikan secara luas. Dibutuhkan minimal 2 dari kriteria tersebut, tanpa kelainan endokrinologis lainnya, untuk menetapkan diagnosis SOPK.

Padahal dengan mengenali secara dini, penanganan segera yang diberikan bisa mengurangi resiko-resiko lanjutan yang mungkin terjadi. Ada banyak pendekatan dalam menangani kelainan ini. Modifikasi pola hidup dengan memperhatikan keseimbangan nutrisi, berolahraga, tidak merokok, dan meditasi menjadi bagian penting dari penanganan SOPK.

Pengobatan yang diberikan bersifat pertimbangan, diberikan secara bertahap. Hal ini bertujuan menyeimbangkan kekacauan hormonal yang terjadi. Medikamentosa yang digunakan berupa pil kontrasepsi, obat antideabetes, dan antiandrogen. Perempuan dengan SOPK yang menopause atau yang tidak mengingnkan kehamilan bisa menggunakan oophorektomi atau histerektomi.

Permasalahan infertilitas ditangani melalui beberapa cara. Pemilihan pengobatan seperti obat perangsang telur perlu mendapat saran dari ahli kesehatan. Alternatif lain bisa melalui tindakan operasi, atau juga bayi tabung. Satu yang perlu diingat, sertakanlah pasangan Anda dalam setiap pengambilan keputusan.

Semoga bermanfaat. Amin.

Rasakan Kenikmatan Pijat Tradisional yang Menyegarkan di Bandung!
Layanan Panggilan Tersedia!
Hubungi WhatsApp 0812-2358-2854



0 komentar:

Post a Comment